STABILITAS DAN BANGUNAN
PENGENDALI SEDIMEN
Usaha untuk
memperlambat proses sedimentasi adalah dengan mengadakan pekerjaan teknik sipil
untuk mengendalikan gerakannya menuju bagian sungai di sebelah hilir.
Pekerjaan
teknik sipil tersebut berupa pembangunan bendung penahan (check dam),
kantong lahar, bendung pengatur (sabo dam), bendung konsolidasi serta
pekerjaan normalisasi alur sungai dan pengendalian erosi di lereng-lereng
pegunungan.
- Bendung Penahan (check dam)
Bendung-bendung
penahan dibangun di sebelah hulu yang berfungsi memperlambat gerakan dan
berangsur-angsur mengurangi volume banjir lahar.
Untuk menghadapi gaya-gaya
yang terdapat pada banjir lahar maka diperlukan bendung penahan yang cukup
kuat. Selain itu untuk menampung benturan batu-batu besar, maka mercu dan sayap
bendung harus dibuat dari beton atau pasangan yang cukup tebal dan dianjurkan
sama dengan diameter maksimum batu-batu yang diperkirakan akan melintasi.
Sangat sering runtuhnya bendung penahan disebabkan adanya kelemahan pada
sambungan konstruksinya, oleh sebab ini sambungan-sambungan harus dikerjakan
dengan sebaik-baiknya.
Walaupun
terdapat sedikit perbedaan perilaku gerakan sedimen, tetapi metode pembuatan
desain untuk pengendaliannya hampir sama, kecuali perbedaan pada konstruksi
sayap mercu serta ukuran pelimpah dan bahan tubuh bendung.
Untuk bendung
pengendali gerakan sedimen secara fluvial yang bahannya berbutir halus,
mercunya dapat dibuat lebih tipis. Bahan untuk tubuh beton selain beton dan
pasangan batu dapat juga dari kayu, bronjong kawat, atau tumpukan batu.
Sedangkan untuk bendung penahan gerakan massa biasanya digunakan beton dan
pasangan batu. Tipe bendung yang dipakai adalah tipe gravitasi yang lebih
rendah dari 15 m.